Skip to main content

FILOSOFI PENJAJAHAN, dari Dulu hingga Kini


(Tulisan ini saya copy dari mentor saya, abang bro Sandi Strike alias Son of Socratez yg beneran, yg udah lost contact entah kemana....?? Tulisan anti-mainstream / dekonstruktif yg pertama kali pernah saya baca dan berkesan sampai sekarang. Respect to Bangbro Sandi.  I'm calling u bro :( :(

Anda mau tahu caranya jadi penjajah ? Gampang, silahkan pergi ke pedalaman amazon dan jangan lupa anda membawa gergaji mesin dan beberapa kru ahli peternakan. Tentunya anda juga sudah mempelajari adat istiadat dan bahasa mereka sebelumnya agar dapat berkomunikasi dengan masyarakat primitif itu. 

Kemudian tunjukan keampuhan gergaji mesin yang mampu menyelesaikan kegiatan menebang mereka dalam waktu singkat dan tanpa lelah. Lalu katakan dengan lantang : “Ini (gergaji mesin) adalah sihir dari Dewa. Dia datang untuk memudahkan kalian wahai kaum primitif, dan kami yang membawa maka kami datang sebagai utusan Dewa”. Rakyat primitif secara rasional akan berpikir, dewa sangat baik jadi tidak perlu capek-capek menebang lagi.

Langkah berikutnya anda mulai bangun peternakan babi di sekitar situ. Setelah berhasil, anda bakar hutan-hutan tempat mereka biasa berburu babi. Atau Anda sebarkan racun atau virus untuk membunuh babi-babi itu agar tidak layak makan. Jika sudah, umumkan kepada rakyat : “Lihat, Dewa marah kepada kalian jika kalian tidak makan babi dari peternakan kami”Dan untuk memperolehnya tidak boleh dengan cuma-cuma, suruh mereka membelinya dari anda seharga berkilo-kilo emas. 

Atau bagikan mereka gergaji mesin untuk menebang berbatang-batang pohon sebagai penukar babi itu. Mereka dapat makan. Kita dapat emas dan kayu. Dan jika keduanya sudah habis dan tidak ada lagi penukar. Kita suruh mereka kerja paksa mengolah emas dan kayu dengan imbalan daging babi seadanya. Mereka pasti nurut mau tidak mau, sebab mereka memang butuh.

Dan kami pun mengucapkan, selamat anda telah sukses menjadi penjajah.

Yang barusan anda baca tadi adalah gambaran prinsip seorang menjadi penjajah dan menjadi terjajah. Yang membedakan keduanya itu adalah; Penjajah itu mengetahui sesuatu yang orang lain tidak/belum tahu, dan mereka tidak akan memberitahu. Dan orang itu Terjajah disebabkan karena mereka tidak tahu dan tidak berusaha atau mencoba mencari tahu serta cepat puas dengan kondisinya. (tidak kritis,berpikir sempit, tertutup). Penjajah itu mengkondisikan dan Terjajah itu yang dikondisikan.

Yang penting adalah bukan bagaimana menjadi penjajah, tetapi bagaimana agar tidak terjajah.

Yang membedakan antara Terjajah dan tidak dijajah adalah satu hal yaitu, pendidikan. Dengan pendidikan maka seseorang berarti telah melakukan suatu proses pencarian dan pengungkapan kebenaran. Hal itu didorong oleh keinginannya untuk bebas dan kebebasan itu terwujud ketika kita mengetahui segala hal. Yang menjadi pertanyaannya adalah mengapa kebenaran itu harus dicari ?

Kebenaran dicari sebab kebenaran itu disembunyikan. Kebenaran disembunyikan manusia karena secara alamiah pada dasarnya manusia berpikir sempit (berpikir cukup,seadanya). Sebab jika kebenaran itu datang ia akan melibatkan banyak orang. Dengan pikiran yang sempit, bekerja sama dengan banyak orang lebih melelahkan maka mereka (penjajah) cenderung berhubungan dengan sedikit orang. Oleh karenannya mereka lebih memilih menyembunyikan kebenaran yang mereka ketahui dibanding menyebarkannya. Dalam kasus di atas, kebenaran itu adalah ilmu teknologi (gergaji mesin, teknologi peternakan).

Mendidik manusia dalam hal ini adalah melelahkan bagi umumnya manusia. Ini diakibatkan oleh sifat dasar manusia yaitu berpikir sempit. Sebagai contoh sederhana bisa kita lihat bagaimana ibu-ibu muda hari ini cenderung mempercayakan sang anak kepada pembantunya sebab mengurus anak itu sungguh merepotkan dan melelahkan. Jika demikian akhirnya kita berbicara tentang akar permasalahan individu yaitu mentalitas.

Masyarakat yang tidak terdidik dipadu dengan keengganan dan ketidak sungguhan untuk mendidik. Rasanya benar-benar kombinasi yang menarik untuk menjadi target koloni (masyarakat jajahan).
Tidak semua orang bisa mendidik. Tidak semua orang mau mendidik sebab kebanyakan orang lebih suka dijajah. Anda pasti tidak percaya jika saya bilang ternyata kita ini lebih menikmati dijajah atau diperbudak ?!

"kita dibuat tidak sadar bahwa kita sedang dijajah (diperbudak) bahkan kita dibuat takut untuk lepas dari penjajahan (perbudakan) itu karena yang setiap hari diperlihatkan kepada kita adalah ketakutan."

Membuat tidak sadar (mencandu,membius) itulah karakterisitik inti dari penjajahan (perbudakan). Kita sengaja dibuat tidak sadar dalam bergerak, kita dibuat tidak sadar tujuan. Mereka memang mempersiapkan kita untuk itu. Kita dipersiapkan agar tidak siap, agar mereka kelak bisa mempersiapkan kita sesuai kepentingan mereka. Dan kita tidak kuasa lagi menolaknya, persis contoh orang di atas tadi yang bekerja demi sepotong kecil daging. Efek yang dahsyat dan mengenaskan.

Lalu bagaimana cara penjajah mempersiapkan itu semua ? Kelak kita akan melihat bagaimana sistem pendidikan yang kita anut berperan sebagai mesin propaganda mereka.
dan bagaimana cara kita berlepas dari penjajahan itu ?

“Berpikir sempit adalah pintu dari penjajahan dan terjajah. Open your mind please !”

copied from blog : 

http://titik-krisis.blogspot.com/2004/11/filosofi-penjajahan-dari-dulu-hingga.html



Comments

Popular posts from this blog

Kenapa Berlian itu Bernilai ?

Relasi Kuasa. Michel Foucault.

JOKER is The Message

Sebetulnya sudah lama saya ingin mengulik tokoh fiktif Joker ini sejak tragedi  penembakan di Aurora, Colorado 9 tahun lalu yang terinspirasi oleh film trilogi Batman, "The Dark Knight". Dan makin kepingin lagi sejak rilis film "Joker" (2019) besutan Warner Bros yang kontroversial penuh pro-kontra. Akhirnya hari ini pecah bisul juga membuat tulisan ini seiring muncul kejadian teror Joker di kereta Tokyo (31/10/2021). Dan bukan satu-satunya teror Joker di planet bumi ini sejak teror serupa yg menewaskan 12 korban penembakan massal di Amerika. Bukan main kharisma tokoh fiktif Joker ini .. Teringat dulu nonton film Batman versi tahun 90an yang masih bernuansa komikal dan theatrikal. Melihat Joker yg diperankan Jack Nicholson masih 'lucu' betulan mirip badut, ngga jahat2 banget kesannya walaupun penjahat. Tapi kok lihat tokoh Joker versi post-milenium ini beda ? Kharismatik, kelam, stress, suram.... psikopat-nya dapet ! Terus terang waktu nonton film Jok...

NEW NORMAL : Matinya Tourism dan Rekreasi. What's Next ?

 Unik jikalau memperhatikan sektor pariwisata mencoba menggeliat setelah tersungkur dihantam pandemi covid19. Mulai dari konsep restart tourism, virtual tourism, promo travelling sampai kicauan2 netizen yang nadanya sama : semoga pandemi lekas pergi, kondisi kembali seperti semula dan bisa travellng lagi. Benarkah kondisi ini bisa kembali semula ? Logis saja ya, sangat kecil kemungkinannya. Pandemi ini adalah shifting. Lembaran bab format baru sejarah dunia. Yes, kita sudah sampai di masa depan.  Welcome New World Order, di mana protokol kesehatan adalah tren . Yang dibutuhkan bukan lagi masa lalu tetapi paradigma baru. Oleh karenanya banyak kebiasaan dan gaya hidup kita di masa sebelum pandemi yang tidak relevan dengan saat ini. Salah satunya adalah pariwisata dan rekreasi. Sangat miris melihat #restarttourism yang baru menggeliat mengiringi euphoria vaksinasi kemudian dihantam kembali oleh isu virus covid varian delta. Konsep tourism apalagi yang akan digodok setelah ini ? s...